Al-Quran menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia
Dan dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai anugerah)
dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45]: 13).
Penundukan tersebut secara potensial terlaksana melalui
hukum-hukum alam yang ditetapkan Allah dan kemampuan yang
dianugerahkan-Nya kepada manusia. Al-Quran menjelaskan
sebagian dari ciri tersebut, antara lain:
Dan dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai anugerah)
dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45]: 13).
Penundukan tersebut secara potensial terlaksana melalui
hukum-hukum alam yang ditetapkan Allah dan kemampuan yang
dianugerahkan-Nya kepada manusia. Al-Quran menjelaskan
sebagian dari ciri tersebut, antara lain:
(a) Segala sesuatu di alam raya ini memiliki ciri dan
hukum-hukumnya.
Segala sesuatu di sisi-Nya memiliki ukuran
(QS Al-Ra'd [13]: 8)
Matahari dan bulan yang beredar dan memancarkan sinar, hingga
rumput yang hijau subur atau layu dan kering, semuanya telah
ditetapkan oleh Allah sesuai ukuran dan hukum-hukumnya
Demikian antara lain dijelaskan oleh Al-Quran surat Ya Sin
ayat 38 dan Sabihisma ayat 2-3
(b) Semua yang berada di alam raya ini tunduk kepada-Nya:
Hanya kepada Allah-lah tunduk segala yang di langit
dan di bumi secara sukarela atau terpaksa
(QS Al-Ra'd [13]: 15).
(c) Benda-benda alam apalagi yang tidak bernyawa tidak
diberi kemampuan memilih, tetapi sepenuhnya tunduk kepada
Allah melalui hukum-hukum-Nya.
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan
langit yang ketika itu masih merupakan asap, lalu Dia
(Allah) berkata kepada-Nya, "Datanglah (Tunduklah)
kamu berdua (langit dan bumi) menurut perintah-Ku
suka atau tidak suka!" Mereka berdua berkata, "Kami
datang dengan suka hati" (QS Fushshilat: ll).
Di sisi lain, manusia diberi kemampuan untuk mengetahui ciri
dan hukum-hukum yang berkaitan dengan alam raya, sebagamana
diinformasikan oleh firman-Nya dalam Al-Quran surat Al-Baqarah
ayat 31,
Allah mengajarkan Adam nama-nama semuanya
Yang dimaksud nama-nama pada ayat tersebut adalah sifat, ciri,
dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui
rahasia alam raya.
Adanya potensi itu, dan tersedianya lahan yang diciptakan
Allah, serta ketidakmampuan alam raya membangkang terhadap
perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat
memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya,
semua itu mengantarkan manusia berpotensi untuk memanfaatkan
alam yang telah ditundukkan Tuhan. Keberhasilan memanfatkan
alam itu merupakan buah teknologi.
Al-Quran memuji sekelompok manusia yang dinamainya ulil albab.
Ciri mereka antara lain disebutkan dalam surat Ali-Imran (3)
190-191:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi ulil albab. Yaitu mereka yang
berzikir (mengingat) Allah sambil berdiri, atau duduk
atau berbaring, dan mereka yang berpikir tentang
kejadian langit dan bumi ...
Dalam ayat-ayat di atas tergambar dua ciri pokok ulil albab,
yaitu tafakkur dan dzikir. Kemudian keduanya menghasilkan
natijah yang diuraikan pada ayat 195:
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka
dengan berfirman, "Sesungguhnya Aku tidak
menyia-nyiakan amal yang beramal di antara kamu, baik
lelaki maupun perempuan ..."
Natijah bukanlah sekadar ide-ide yang tersusun dalam benak,
melainkan melampauinya sampai kepada pengamalan dan
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menuntut ilmu adalah wajib bagi umat islam. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, menyuruh umatnya untuk menuntut ilmu. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
طلب العلم فريضة على كل مسلم و مسلمة
Artinya :” Mencari ilmu itu wajib atas setiap orang islam, laki-laki atau perempuan.”
Sejak kapan kita menuntut ilmu ? Dalam ajaran Islam, seseorang dituntut untuk mencari ilmu sejak dalam buaian hingga masuk liang lahad.
Sejak kapan kita menuntut ilmu ? Dalam ajaran Islam, seseorang dituntut untuk mencari ilmu sejak dalam buaian hingga masuk liang lahad.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
اطلب العلم من المهد إلى اللحد
اطلب العلم من المهد إلى اللحد
Artinya :” Tuntutlah ilmu itu sejak dalam buaian, hingga masuk liang lahad.”
Ajaran islam dalam menuntut ilmu sesuai dengan program yang dikembangkan sekarang tentang kewajiban belajar, yaitu ‘long life education’ maksudnya menuntut ilmu seumur hidup.
Tetapi dalam islam, seseorang disamping menuntut ilmu dan teknologi ( iptek ) harus diiringi dengan iman dan taqwa ( imtaq ). Sebab dengan hanya ilmu pengetahuan saja, seseorang dapat menjadi bebas hingga membuat dia sesat, namun ilmu pengetahuan yang diiringi dengan iman dan taqwa, insya Allah akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
Mengapa kita harus menuntut ilmu ? Apa gunanya menuntut ilmu ?
Pertama : Kita menuntut ilmu agar pandai, agar tak bisa ditipu orang, agar dapat memimpin bangsa dan negara ini dengan baik.
Ilmu adalah kekuatan, yang dengan kekuatan itu kita dapat menguasai dunia. Lihatlah negara-negara yang telah memiliki teknologi tinggi, seperti : Amerika, Jepang, Jerman, dan lain-lain. Dengan sebab mereka menguasai ilmu dan teknologi, mereka dapat menguasai dunia.
Hal ini seperti kata orang Barat, “ Knowledge is a power “, artinya “ Ilmu pengetahuan adalah kekuatan.”
Sejarah telah memberi pelajaran yang berharga kepada kita, yaitu sebab kebodohan kita; kita telah dijajah oleh Belanda selama 3 ½ abad dan oleh Jepang 3 ½ tahun.
Kedua : Dengan ilmu, kita akan dapat hidup di dunia ini dengan selamat. Karena ilmu itu adalah
Ajaran islam dalam menuntut ilmu sesuai dengan program yang dikembangkan sekarang tentang kewajiban belajar, yaitu ‘long life education’ maksudnya menuntut ilmu seumur hidup.
Tetapi dalam islam, seseorang disamping menuntut ilmu dan teknologi ( iptek ) harus diiringi dengan iman dan taqwa ( imtaq ). Sebab dengan hanya ilmu pengetahuan saja, seseorang dapat menjadi bebas hingga membuat dia sesat, namun ilmu pengetahuan yang diiringi dengan iman dan taqwa, insya Allah akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
Mengapa kita harus menuntut ilmu ? Apa gunanya menuntut ilmu ?
Pertama : Kita menuntut ilmu agar pandai, agar tak bisa ditipu orang, agar dapat memimpin bangsa dan negara ini dengan baik.
Ilmu adalah kekuatan, yang dengan kekuatan itu kita dapat menguasai dunia. Lihatlah negara-negara yang telah memiliki teknologi tinggi, seperti : Amerika, Jepang, Jerman, dan lain-lain. Dengan sebab mereka menguasai ilmu dan teknologi, mereka dapat menguasai dunia.
Hal ini seperti kata orang Barat, “ Knowledge is a power “, artinya “ Ilmu pengetahuan adalah kekuatan.”
Sejarah telah memberi pelajaran yang berharga kepada kita, yaitu sebab kebodohan kita; kita telah dijajah oleh Belanda selama 3 ½ abad dan oleh Jepang 3 ½ tahun.
Kedua : Dengan ilmu, kita akan dapat hidup di dunia ini dengan selamat. Karena ilmu itu adalah
cahaya yang akan menunjuki dan menerangi jalan kita. Seperti kata pepatah Arab :
العلم نور والجهل ظلام
Artinya : “ Ilmu itu cahaya dan bodoh itu kegelapan .”
Ketiga : Dengan perkembangan ilmu dan teknologi dapat membantu pekerjaan kita. Seperti dengan ditemukannya komputer, mesin foto copi, dan lain-lain dapat membantu kita membuat surat.
Keempat : Menuntut ilmu merupakan ibadah. Orang yang menuntut ilmu mendapat pahala dari Allah SWT dan perbuatannya termasuk berjuang di jalan Allah, jikalau mati, maka matinya syahid.
Rosulullah bersabda :
من خرج في طلب العلم فهو في سبيل الله حتى يرجع
Artinya : Siapa yang keluar menuntut ilmu, berarti ia berjuang di jalan Allah SWT sampai dia pulang ke rumahnya.”
Kelima : orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Sebagaimana firman
Kelima : orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Sebagaimana firman
Allah dalam Al Quran surat Al Mujadalah ayat 11 :
يرفع الله الذين آمنوا منكم و الذين أوتوا العلم درجات
Artinya : “ Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat.”
0 komentar:
Posting Komentar